`
Home » » Menristek: Sumber Air Tawar Dunia Kurang dari 3%

Menristek: Sumber Air Tawar Dunia Kurang dari 3%

Diposting oleh: Runa Inawan pada 20 October 2004 | 10/20/2004 10:28:00 AM

Menristek Hatta Radjasa mengatakan, sesuai hasil penelitian, besarnya kandungan sumber daya air tawar di dunia diperkirakan saat ini kurang dari tiga persen dari kandungan air yang ada di bumi.
"Karena itu, pengelolaan penyediaan dan pemanfaatan air perlu dilakukan secara optimal, arif dan bijaksana," ujar Menristek, dalam sambutannya pada peresmian dimulainya pembangunan Proyek Mikrohidro Sungai Bawah Tanah Bribin, di Bulak Sindon, Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi DI Yogyakarta.
Ia mengingatkan, air memiliki arti sangat strategis dalam mendukung kualitas sumber daya manusia dan lingkungan.
Dan sesuai pendapat para ahli dari UNESCO, kata menristek, bahwa air merupakan sumber daya alam satu-satunya yang secara langsung menyentuh semua aspek kehidupan, mulai dari pertanian, industri, sosial, budaya dan agama.
"Maka, kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia sumber daya air tawar di daerah ini, walaupun harus mengambilnya dari sungai bawah tanah," sambungnya.
Terkait dengan hal tersebut, menurut Hatta Radjasa, kelembagaan sistem nasional Iptek yang terlibat langsung dalam manajemen sumberdaya air sistem sungai bawah tanah di Bribin, Kabupaten Gunungkidul, dalam pelaksanaannya melibatkan Universitas Karlsruhe Jerman, Kementerian Riset dan Teknologi, Departemen Kimpraswil, Batan (Badan Tenaga Atom Nasional), Pemda D.I.Yogyakarta, Pemkab Gunungkidul, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, yang secara bersama-sama dan sinergis membangun kelangsungan serta kesinambungan proyek itu.
"Termasuk pula dalam hal ini adalah alih pengetahuan dan teknologi," sambungnya.
Peresmian dimulainya pembangunan proyek yang merupakan hibah dari Pemerintah Jerman senilai Rp70 miliar itu, ditandai dengan pemecahan "kendi" berisi air oleh Menristek Hatta Radjasa, yang dibenturkan pada mesin pengebor air.
Hibah senilai itu termasuk pengadaan mesin pengebor, sarana dan prasarana penunjang lainnya, serta alih teknologi.
Dari proyek tersebut, air sungai bawah tanah yang disedot untuk berbagai keperluan diharapkan debitnya rata-rata 80 liter per detik.Disamping untuk irigasi pertanian dan pemenuhan kebutuhan air sehari-hari bagi warga masyarakat, proyek itu juga akan menjadi Laboratorium Goa Bawah Tanah, serta penyediaan energi dengan memanfaatkan beda tinggi permukaan air sungai bawah tanah di Bribin.


Share this article :

Post a Comment

Silahkan Anda memberikan komentar secara bijak. Jika Anda menyertakan link hidup, otomatis akan terhapus dari kotak komentar. Terima kasih atas kunjungan Anda.

 
Navigasi: Kembali Ke Atas | P2 Biologi-LIPI | LIPI
Copyright © 2004. inawan berbagi - All Rights Reserved
Design by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger